Membangun aplikasi multiplatform sebenarnya menjadi menyenangkan, bukan? Dengan bhs Dart yang ringan dipelajari, Flutter sangat mungkin kami membuat aplikasi berbasis satu kode untuk beraneka platform: Android, iOS, desktop, sampai website. Efisiensi sementara dan ongkos jadi keunggulan utama.
Namun, bagaimana jikalau sewaktu waktu kamu diminta menulis kode secara native, seumpama memakai Kotlin untuk Android atau Swift untuk iOS? Perubahan ini perlu penyesuaian.
Oleh dikarenakan itu, Ade Prasetyo sebagai specialist mobile depelopment menjelaskan kemiripan Flutter dengan SwiftUI :
Flutter di Mata Dunia
Flutter jadi keliru satu alternatif saat kamu dambakan membangun aplikasi multiplatform dengan satu codebase saja. Ditinjau dari segi bisnis, ongkos yang mesti dikeluarkan untuk membangun aplikasi akan jauh lebih murah dibanding membangunnya secara terpisah atau native.
Bayangkan, jikalau perusahaan memintamu menuliskan aplikasi secara native, kamu akan mengatasi sekurang-kurangnya dua basis kode, Android dan iOS. Bagaimana jikalau aplikasi mesti dikembangkan untuk desktop dan website? Kamu akan kerepotan, bukan? Perusahaan pun akan menambah karyawan atau tim untuk mengatasi masing-masing basis kode tersebut.
Oleh dikarenakan itu, jikalau tersedia teknologi yang sangat mungkin pengembangan aplikasi di dalam sebagian platform sekaligus cuma dengan satu codebase, pastinya lebih hemat, bukan? Pastinya akan jadi lebih efisien dari segi biaya, waktu, dan tenaga.
Selain itu, SDK yang dikembangkan secara langsung oleh Google ini—Flutter— terlampau diidam-idamkan khalayak ramai. Hal ini disebabkan dikarenakan banyaknya keunggulan yang dimiliki oleh Flutter, seperti berikut.
Memungkinkan Kita untuk Membuat Aplikasi yang Indah (Beautiful)
Desainer sanggup dengan bebas berkreasi tanpa adanya banyak batasan dari framework. Flutter juga sanggup mengontrol tiap tiap piksel yang tersedia di layar sehingga memudahkan di dalam membuat animasi. Flutter sedia kan banyak komponen material design yang sanggup berjalan baik pada Android, iOS, dan web.
Berjalan dengan Sangat Cepat (Fast)
Flutter memakai graphic engine bernama lmpeller yang digunakan pada platform iOS, Android, dan macOS, dan juga Skia pada platform lain. Kode Flutter memakai bhs Dart, yang sangat mungkin untuk dikompilasi ke kode native 32-bit dan juga 64-bit ARM untuk iOS dan Android.
Sangat Produktif (Productive)
Flutter memiliki fitur hot-reload yang sangat mungkin kamu untuk memandang hasil kompilasi secara real-time. Dengan hot-reload, kamu sanggup dengan ringan memandang pergantian kode pada perangkat, tanpa mesti menunggu restart dan kehilangan state.
Bersifat Terbuka (Open Source)
Flutter adalah proyek open source dengan lisensi BSD. Kode yang tersedia di dalam Flutter berasal dari kontribusi ratusan developer di semua dunia. Banyak plugin yang udah dibikin oleh developer.
Kamu sanggup turut berkontribusi mengembangkan Flutter dengan melaporkan bug/issue atau melakukan perbaikan kode yang udah ada. Source code dari Flutter sanggup kamu temukan pada tautan https://github.com/flutter/flutter.
Oleh dikarenakan itulah, banyak pengembang yang menyukai Flutter untuk menyelesaikan masalah. Ada lebih dari 1 juta aplikasi yang udah dibangun dengan Flutter. Bahkan, di dalam web formal mengatakan keseluruhan pengikut di dalam akun Meetup (aplikasi event) sebesar 170 ribu! Hayo, ngaku deh, pasti kamu keliru satu penggemar Flutter, bukan?
Belajar iOS Development sebagai Flutter Developer
Sebenarnya, seberapa mutlak mempelajari iOS development bagi Flutter developer? Tentunya, banyak fungsi yang akan kamu dapatkan. Selain sanggup mengetahui platform iOS secara spesifik, kamu juga sanggup memperluas pekerjaanmu jadi mobile developer seutuhnya.
Bayangkan, sebagai Flutter developer, kamu akan sebagian kali berkutat dengan kode specific API, seperti mengatasi sensor atau Bluetooth di dalam aplikasi pada beraneka platform yang ada.
Hal inilah yang membuat kamu mesti mempelajari bhs pemrograman Swift sehingga aplikasi Flutter-mu sanggup berjalan dengan baik. Tentunya, tidak afdal jikalau kamu cuma mempelajari bhs pemrogramannya saja, namun tidak mempelajari iOS development, bukan?
Mempelajari iOS development bagi seorang Flutter developer itu simpel dikarenakan secara rangkaian sama. Jika Flutter memakai bhs Dart, kamu sanggup memakai Swift untuk membangun aplikasi iOS.
Kamu cuma mesti membiasakan sebagian perbedaan antara Dart dan Swift saja. Selama mengetahui rancangan pemrograman pada Dart, perihal itu ringan untuk dilakukan.
Tahap seterusnya adalah mempelajari langkah membangun aplikasi iOS itu sendiri. Jika di dalam Flutter, kamu menuliskan seluruhnya dengan Dart, bukan? Hal ini sedikit tidak serupa dengan iOS dikarenakan kamu butuh bantuan UIKit untuk membangun antarmuka pengguna.
Namun, sementara ini udah tersedia SwiftUI sebagai pengganti UIKit. SwiftUI memiliki langkah penulisan yang mirip dengan Flutter, yakni memakai pendekatan declarative UI. Artinya, saat kamu miliki kebiasaan menulis kode Flutter, mempelajari SwiftUI menjadi mudah.
Kemiripan SwiftUI dengan Flutter
Setelah mengetahui kunci jadi iOS developer, mari kami coba bahas kemiripan antara SwiftUI dengan Flutter. Hal ini akan terhubung cakrawala dan pandanganmu tentang iOS Development yang ringan untuk dipelajari sebagai Flutter developer.
Sebuah View dan Widget
Dalam Flutter, semua komponen UI direpresentasikan sebagai widget, sedang di dalam SwiftUI, memakai view. Walaupun keduanya memiliki kemiripan, SwiftUI memakai pendekatan Modifier sebagai property immutability, sedang di dalam Flutter memakai semua komponen, juga properties, sebagai widget.
Flutter
SwiftUI
Menjalankan Aplikasi
Kita sanggup memakai App untuk SwiftUI dan runApp untuk Flutter di dalam menentukan widget atau view yang akan ditampilkan sementara aplikasi dijalankan.
Flutter
SwiftUI
Selain itu, SwiftUI memakai body untuk membungkus sebuah struct yang sesuai dengan protocol dari View. Dalam Dart, struct paling mirip dengan class atau class dengan modifier tertentu, sedang protocol mirip dengan sebuah interface atau abstract class.
Berbeda dengan Flutter, HomePage adalah widget yang memakai rancangan StatelessWidget sehingga ia memakai metode build untuk membungkus sebuah Widget.
Flutter
SwiftUI
Menampilkan Sebuah Tombol
Kamu sanggup memakai struct Button untuk membangun sebuah tombol di dalam SwiftUI. Berbeda dengan Flutter, kamu sanggup memakai CupertinoButton, keliru satu class dari library Cupertino, untuk membuat sebuah tombol.
Flutter
SwiftUI
Mengatur Kumpulan Tampilan
Kita pasti sering mendapatkan skenario untuk menyusun sebuah sebagian tampilan jadi sebuah kelompok, bukan? Hal itu sanggup dilakukan dengan layout container. Kamu sanggup memakai HStack pada SwiftUI dan Row pada Flutter untuk mengelompokkan sebagian komponen UI secara horizontal.